Senin, 27 Mei 2013

Lesi Pigmentasi Melanoma

Nevus intradermal, junctional nevus, dan nevus kompleks adalah beberapa contoh lesi berpigmentasi jinak; namun memiliki berbagai derajat potensi keganasan. Nevus .intradermal adalah sarang melanoblast yang terhatas pada dermis. Sering kali nevi ini mengandung unsur rambut. Junctional nevus adalah proliferasi melanoblas yang berasal dari lamina basalis epidermis dan menyebar sampai ke dermis. Lesi-lesi ini terjadi di sekitar genital, palmar, bantalan kuku, dan membrana mukosa. Nevus kompleks memiliki kedua elemen, balk intradermal maupun junctional. Lesi ini jinak namun berpotensi menjadi ganas.

Melanoma juvenilis adalah melanoma yang terjadi sebelum pubertas. Kebanyakan terjadi di muka dan membesar perlahan-lahan. Membedakan lesi kulit jinak berpigmentasi dengan melanoma cukup sulit. Perubahan pada berbagai ciri-ciri lesi berpigmentasi adalah indikasi untuk diadakan eksisi. Hal ini termasuk perubahan warna atau distribusi pigmen; berkembangnya eritema; perubahan ukuran dan konsistensi; dan perubahan ciri-ciri permukaan, seperti perembesan darah (oozing), berdarah, atau erosi.

Bintik-bintik Hutchinson (lentigo maligna) adalah melanosis prakanker pada wajah yang biasanya terjadi pada orang-orang tua. Lehih kurang sepertiga lesi ini berkembang menjadi melanoma maligna. Namun, prognosisnya sangat baik, khususnya bila lesi dieksisi dari wajah. Tiap lesi mencurigakan harus dieksisi lengkap dengan tepi dari kulit normalnya.

Melanoma
Melanoma adalah lesi keganasan berasal dari melanoblas kulit. Membrana mukosa dan regio berpigmen dari mata dapat merupakan tempat melanoma primer. Lesi biasanya berpigmen agak gelap, halus, keras, tak berambut. Pada beberapa fase perkembangan sel melanoma tidak mengandung melanin dan ini yang disebut melanoma amelanotik.

Klasifikasi TMN untuk penentuan stadium melanoma Klasifikasi T menunjukkan ketebalan tumor. T1 termasuk lesi-lesi 0,75 mm atau kurang. Lesi T1 adalah 0,76-1,5 mm. T3 menunjukkan tumor dengan ketebalan 1,5-4,0 mm. Tumor T4 adalah tumor dengan ketebalan lebih besar dari 4,0 mm atau telah menginvasi jaringan subkutaneus. NO menunjukkan metastasis ke limfonodus regional negatif. Ni menunjukkan limfonodus regional positif, ukuran 3 cm atau kurang. N2 menunjukkan menunjukkan limfonodus regional positif, ukuran 3 cm atau lebih, atau adanya lesi intransit.
Pengelompokan stadium dibagi sesuai dengan keterlibatan limfonodus Stadium I tumor lebih kecil (T1 dan T2) dengan limfonodus negatif; stadium II tumor lebih besar (T3 dan T4) dengan limfonodus negatif; stadium III tiap ukuran tumor limfonodus positif; dan stadium IV tiap tumor dengan adanya metastasis jauh.

Insidens melanoma meningkat pada pajanan terhadap radiasi sinar matahari pada ras kulit terang. Adanya melanin pada kulit mempunyai efek protektif terhadap sinar ultraviolet yang bekerja sebagai rangsangan. Melanoma lebih banyak ditemukan pada pasien dengan xeroderma pigmentosum, kelainan genetik yang berhubungan dengan hipersensitivitas terhadap sinar ultraviolet.

Melanoma biasanya timbul pada nevi yang memiliki aktivitas junctional. Nevus pada palmar, telapak kaki, bantalan kuku, genitalia, dan membran mukosa memiliki elemen fungsional yang membuat mereka lebih rentan menjadi sumber melanoma daripada tahi lalat di tempat lain. Melanoma maligna jarang terjadi pada anak prapubertas.

Empat tipe melanoma digambarkan sebagai berikut: melanoma yang pcnyebarannya superfisial, melanoma nodular, melanoma maligna lentigo, dan melanoma akral-lentiginosa. Melanoma yang penyebarannya superfisial ditandai dengan penyebaran intradermal, merupakan hampir 70% dari semua melanoma kutaneus. Melanoma nodular lebih jarang dan ditandai dengan pertumbuhan radial kecil-kecil tapi pertumbuhan lebih invasif. Prognosis untuk melanoma nodular jelas sangat buruk. Melanoma maligna lentigo merupakan tumor yang paling lambat perkembangannya dari semua tumor terjadi terutama pada individu lebih tua. Melanoma akral-lentiginosa terjadi pada palmar, telapak kaki, regio subungual histologi tumor ini mirip dengan lentigo maligna.
Pengobatan pembedahan Eksisi bedah adalah pengobatan primer untuk melanoma. Untuk kebanyakan lesi berpigmen diindikasikan biopsi eksisi dengan tepi 2-5 cm. Namun, lesi yang sangat besar mungkin membutuhkan insisional, yang cocok untuk merencanakan terapi definitif.

Batas tepi yang masih dapat diterima untuk eksisi definitif melanoma tergantung pada tebalnya lesi. Tepi 0,5 cm mungkin cukup untuk lesi dengan ketebalan kurang dari 0,75 mm. Lesi dengan tebal antara 0,76 sampai 1,5 mm membutuhkan tepi 2 cm. Lesi lebih tebal membutuhkan. tepi 4 cm. Amputasi jari merupakan indikasi untuk melanoma akral-lentiginosa.

Pengangkatan limfonodus regional harus dilakukan ketika ada bukti klinis adanya adenopati dan tidak ada metastasis jauh. Diseksi profilaksis limfonodus regional lebih kontroversial. Pilihan antara diseksi limfonodus regional dengan menunggu untuk bukti klinis keterlibatan nodus, dapat berdasarkan pada kemungkinan metastasis limfonodus tersamar dengan stadium tumor primer yang ada. Tumor kurang dari 1,5 mm memiliki hubungan 15% dengan limfonodus positif. Lesi lebih tebal antara 1,6 dan 3,7 mm memiliki hubungan 35% dengan limfonodus positif. Tumor yang lebih tebal dari 3,7 mm memiliki kesempatan 50% limfonodus positif.

Beberapa penelitian retrospektif memperlihatkan keuntungan harapan hidup untuk diseksi limfonodus segera pada stadium klinis 1 dari melanoma. Namun, penelitian prospektif oleh Organisasi Kesehatan Sedunia tidak memperlihatkan peningkatan harapan hidup pasien kelompok ini. Sebuah percobaan prospektif banyak lembaga dilakukan di Amerika Utara untuk memastikan atau menyangkal hasil penelitian di alas. Walaupun begitu, diseksi limfonodus segera harus digunakan bila melanoma berasal dari kulit yang mclapisi basin limfonodus, karena perubahan setelah eksisi tumor primer dapat mengganggu evaluasi klinis pada limfonodus.

Pengobatan tambahan Kemoterapi regional clan hipertermia Perfusi regional terisolasi telah diuji untuk melanoma. Ekstremitas yang terkena diperfusi dengan cairan bersuhu kira-kira 40°C. Obat kemoterapeutik yang paling sering digunakan ialah melphalan. Terapi ini mungkin mcnguntungkan hanya pada pasien yang tumor primemya lebih tebal dari 3,7 mm. Juga, pasien dengan sejumlah metastasis satelit dan metastasis transit mungkin mendapat keuntungan dengan perfusi regional terisolasi.

Imunoterapi Berbagai jenis obat telah digunakan untuk mengendalikan metastasis kutaneus dari melanoma. Hasil suatu penelitian, injeksi intralesi setempat dengan basil Calmette-Guerin memberikan remisi pada lebih kurang 20% pasien. Pengobatan sistemik dengan perubahan respons biologis memperlihatkan beberapa dampak pada melanoma diseminata.

Prognosis pada pasien melanoma tergantung pada stadium. Angka kesembuhan 5 tahun untuk lesi stadium I yang lebih kecil 0,76 mm mencapai hampir 95%. Lesi antara 0,76 dan 1,5 mm mempunyai angka kesembuhan 5 tahun sebesar 85%. Lesilesi stadium II lebih sedikit, dengan angka harapan hidup 5 tahun 60%. Penderita dengan stadium III (keterlibatan limfonodus positif) mempunyai angka harapan hidup 5 tahun kira-kira 35%.

Pustaka
Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah